SERMON
AMBILAN MINGGU TGL 13 NOVEMBER 2016
Oleh:
Penginjil Rosmalina Damanik, S.Si.(teol), M.Pd.K
Teks : Maleaki 4 : 1-2a
4:1 Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka
semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti
jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta
alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
4:2 Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya
kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan
berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.
|
4:1 Tonggor ma, na roh ma ari ai, gara songon pamurunan, jadi gabe doskon
anggala ma ganup halak na jungkat maruhur ampa halak parjahat; tutungon ni
ari na sihol roh ai ma sidea, nini Jahowa Zebaot, anjaha seng dong tading
bani sidea bahenonni urat atap ranting pe. (bd. 3:2.)
4:2 Tapi poltak ma anggo bannima, sagala na marhabiaran bani goranku,
mata ni ari ni hapintoron, marhasoman hamalumon itoruh ni habongni, songon
anak ni lombu na manlumpat-lumpat humbagas harang.
|
Penjelasan
Buku
Maleakhi ditulis dalam abad
kelima Sebelum Masehi, sesudah Rumah Allah
di Yerusalem dibangun kembali. Buku ini terutama dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat supaya
membaharui kesetiaan mereka kepada
perjanjian dengan TUHAN.
Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara beribadat umat
Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN: Mereka tidak memberikan kepada TUHAN
apa yang harus mereka persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan
ajaran-Nya.Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-Nya. Ia
akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan mewartakan perjanjian
TUHAN.
Isi Kitab ini, Dosa-dosa Israel 1:1--2:16
dan Pengadilan TUHAN dan belas kasihan-Nya 2:17--4:6. Kita membahas
dibagian kedua yaitu tentang pengadilan Tuhan dan Belas kasihanNya.
Ada dua hal besar yang kita soroti dalam teks ini yaitu :
- Kemerosotan moral dan cara peribadahan
- Imam dan rakyat menipu Tuhan
Ketika korupsi sudah menjadi budaya, ketika kekerasan
juga jadi legal dan ketika tipu menipu sudah menjadi hal biasa, ini pertanda
runtuhnya sebuah peradaban kehidupan manusia. Potret ini sudah sangat terasa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini. Agama menjadi alat
kekerasan yang legal atas nama kesucian kitabnya, membunuh atas nama Tuhan, dan
tidak menghargai perbedaan antar sesama memberi label “kafir”, bukankah semua
ini adalah potret kemerosotan moral bangsa? Gerakan-gerakan anarkis atas nama
agama dan kesucian, penjarahan dan pembohongan publik juga adalah potret
kerdilnya kecerdasan bangsaku.
Semua terlihat dan sangat terasa praktek ketidak
adilan, provokatif, penipuan dan berbagai ketidaknyamaan atas ketidak dewasaan
dalam berfikir. Sungguh sangat memprihatinkan. Beribadah dengan model kata
memuji Tuhan tapi ditangan kiri ada batu dan ditangan kanan ada tombak,
menghujat, menjarah dan berkata-kata tak pantas dengan performen pakaian
religius, sungguh sangat memalukan. Inilah potret yang juga dulu terjadi bagi
umat Tuhan pada era Nabi Maleaki. Lalu apa sesungguhnya yang terjadi? Apakah
Tuhan setuju dengan semua itu? Tentu tidak. Ia sangat murka atas kenazisan
ibadah yang bertopeng nabi berhati iblis dengan segala tipu muslihatnya. Kedengkian
kemarahan seperti perapian akan membakarnya sendiri, sampai dia lupa akan masa
depan anak-anaknya yang harus menderita akibat kejahatannya. Kemarahan Tuhan
akan nyata pada “hari itu”. Kata “hari itu” diartikan bahwa hari dimana setiap
orang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Tuhan. Setiap orang yang
gegabah dan berbuat fasik akan terbakar
dan akan dilenyapkan.
Tuhan yang adil dan maha tahu, sehingga Tuhanlah akan
menjadi hakim bagi mereka pelaku kejahatan, kekerasan dan kemunafikan.
Tapi bagi mereka yang “takut akan Tuhan”, akan “terbit surya kebenaran” dan
“kesembuhan”. Takut akan Tuhan berarti, mereka yang hidupnya taat dan setia
pada Firman Tuhan. Hidupnya berkualitas, berhikmat dan cerdas. Iman nya tidak
bisa dibeli walau triliunan oleh para pendonor dan penguasa. Tuhanlah yang
berdaulat atas hidupnya, bukan para milioner jahat.
Selain itu, ia akan “terbit“ seperti surya yang tak bisa dihalangi oleh
apapun untuk bersinar dan teruslah bersinar memberi cahaya kehidupan kepada
siapa saja tanpa pandang bulu. Cahaya kehidupan selalu diberikan kepada siapa
saja yang mau bertobat dan hidup dalam kebenaran atas Firman Tuhan.
Kehadiran orang yang takut Tuhan selalu membawa
kehidupan baru, kesegaran dan kesejukan dan tentunya memberikan kesembuhan (healing) bagi setiap orang dimana pun
ia berada. Inilah sesungguhnya yang Tuhan ajarkan dalam FirmanNya, selalu
memberikan kehidupan yang menyembuhkan bagi sesama, bukan merusak, membunuh,
menghujat apalagi atas nama agama ini sungguh memalukan,M aka bertobatkah sebelum
terlambat.
Refleksi :
Orang fasik akan terbakar amarahnya sendiri, orang takut Tuhan akan tetap
bersinar. Poltak ma ibabouMu panondang in, jaloma, hagoluhkonma! Jadilah
pembawa cahaya kehidupan bagi dunia ini, dengan Firman Tuhan. GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar