Sabtu, 05 November 2016

SERMON AMBILAN MINGGU TGL 13 NOVEMBER 2016



SERMON AMBILAN MINGGU TGL 13 NOVEMBER 2016
Oleh: Penginjil Rosmalina Damanik, S.Si.(teol), M.Pd.K

Teks : Maleaki 4 : 1-2a
4:1 Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.
4:2 Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.
4:1 Tonggor ma, na roh ma ari ai, gara songon pamurunan, jadi gabe doskon anggala ma ganup halak na jungkat maruhur ampa halak parjahat; tutungon ni ari na sihol roh ai ma sidea, nini Jahowa Zebaot, anjaha seng dong tading bani sidea bahenonni urat atap ranting pe. (bd. 3:2.)
4:2 Tapi poltak ma anggo bannima, sagala na marhabiaran bani goranku, mata ni ari ni hapintoron, marhasoman hamalumon itoruh ni habongni, songon anak ni lombu na manlumpat-lumpat humbagas harang.

Penjelasan
Buku   Maleakhi  ditulis dalam abad kelima Sebelum Masehi, sesudah Rumah Allah  di Yerusalem dibangun kembali. Buku ini terutama dimaksudkan  untuk mendorong para imam dan rakyat supaya membaharui kesetiaan  mereka kepada perjanjian dengan TUHAN.
Sudah jelas bahwa ada kemerosotan dalam kehidupan dan cara beribadat umat Allah. Para imam dan rakyat menipu TUHAN: Mereka tidak memberikan kepada TUHAN apa yang harus mereka persembahkan kepada-Nya dan tidak hidup sesuai dengan ajaran-Nya.Tetapi TUHAN akan datang untuk mengadili dan menyucikan umat-Nya. Ia akan mengirim utusan-Nya untuk menyiapkan jalan dan mewartakan perjanjian TUHAN. 
Isi Kitab ini, Dosa-dosa Israel 1:1--2:16  dan Pengadilan TUHAN dan belas kasihan-Nya 2:17--4:6. Kita membahas dibagian kedua yaitu tentang pengadilan Tuhan dan Belas kasihanNya. 
Ada dua hal besar yang kita soroti dalam teks ini yaitu :
  1. Kemerosotan moral dan cara peribadahan
  2. Imam dan rakyat menipu Tuhan
Ketika korupsi sudah menjadi budaya, ketika kekerasan juga jadi legal dan ketika tipu menipu sudah menjadi hal biasa, ini pertanda runtuhnya sebuah peradaban kehidupan manusia. Potret ini sudah sangat terasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini. Agama menjadi alat kekerasan yang legal atas nama kesucian kitabnya, membunuh atas nama Tuhan, dan tidak menghargai perbedaan antar sesama memberi label “kafir”, bukankah semua ini adalah potret kemerosotan moral bangsa? Gerakan-gerakan anarkis atas nama agama dan kesucian, penjarahan dan pembohongan publik juga adalah potret kerdilnya kecerdasan bangsaku.
Semua terlihat dan sangat terasa praktek ketidak adilan, provokatif, penipuan dan berbagai ketidaknyamaan atas ketidak dewasaan dalam berfikir. Sungguh sangat memprihatinkan. Beribadah dengan model kata memuji Tuhan tapi ditangan kiri ada batu dan ditangan kanan ada tombak, menghujat, menjarah dan berkata-kata tak pantas dengan performen pakaian religius, sungguh sangat memalukan. Inilah potret yang juga dulu terjadi bagi umat Tuhan pada era Nabi Maleaki. Lalu apa sesungguhnya yang terjadi? Apakah Tuhan setuju dengan semua itu? Tentu tidak. Ia sangat murka atas kenazisan ibadah yang bertopeng nabi berhati iblis dengan segala tipu muslihatnya. Kedengkian kemarahan seperti perapian akan membakarnya sendiri, sampai dia lupa akan masa depan anak-anaknya yang harus menderita akibat kejahatannya. Kemarahan Tuhan akan nyata pada “hari itu”. Kata “hari itu” diartikan bahwa hari dimana setiap orang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya pada Tuhan. Setiap orang yang gegabah dan  berbuat fasik akan terbakar dan akan dilenyapkan.
Tuhan yang adil dan maha tahu, sehingga Tuhanlah akan menjadi hakim bagi mereka pelaku kejahatan, kekerasan dan kemunafikan.
Tapi bagi mereka yang “takut akan Tuhan”, akan “terbit surya kebenaran” dan “kesembuhan”. Takut akan Tuhan berarti, mereka yang hidupnya taat dan setia pada Firman Tuhan. Hidupnya berkualitas, berhikmat dan cerdas. Iman nya tidak bisa dibeli walau triliunan oleh para pendonor dan penguasa. Tuhanlah yang berdaulat atas hidupnya, bukan para milioner jahat.
Selain itu, ia akan “terbit“ seperti surya yang tak bisa dihalangi oleh apapun untuk bersinar dan teruslah bersinar memberi cahaya kehidupan kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Cahaya kehidupan selalu diberikan kepada siapa saja yang mau bertobat dan hidup dalam kebenaran atas Firman Tuhan.
Kehadiran orang yang takut Tuhan selalu membawa kehidupan baru, kesegaran dan kesejukan dan tentunya memberikan kesembuhan (healing) bagi setiap orang dimana pun ia berada. Inilah sesungguhnya yang Tuhan ajarkan dalam FirmanNya, selalu memberikan kehidupan yang menyembuhkan bagi sesama, bukan merusak, membunuh, menghujat apalagi atas nama agama ini sungguh memalukan,M aka bertobatkah sebelum terlambat.      

Refleksi :
Orang fasik akan terbakar amarahnya sendiri, orang takut Tuhan akan tetap bersinar. Poltak ma ibabouMu panondang in, jaloma, hagoluhkonma! Jadilah pembawa cahaya kehidupan bagi dunia ini, dengan Firman Tuhan. GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman

GKPS BATU AJI